Sejarahpembuatan kertas dimulai di China, saat seorang pejabat pengadilan Kekaisaran pada masa dinasti Han (202 SM - 220) bernama Cai Lun, membuat kertas menggunakan tanaman mulberry, serat kulit pohon, jala ikan, kain bekas dan sisa jerami. Walau demikian, lembaran kertas kuno berisi gambar peta yang ditemukan di propinsi Gansu yang
Source logam biasanya mengacu pada pelat logam tipis dengan ketebalan 6 mm atau kurang. Pengolahan lembaran logam termasuk dalam proses pembentukan, tingkat pemanfaatan material tinggi, kualitasnya ringan, kekuatannya bagus, bermanfaat untuk perisai elektromagnetik, dan banyak digunakan di mobil, elektronik, peralatan rumah tangga dan banyak industri lainnya. Insinyur mekanik pasti akan menggunakan bagian lembaran logam saat merancang produk lembaran logam. Bagaimana cara menggabungkan beberapa bagian lembaran logam dengan cara yang ekonomis dan andal? Berikut beberapa jenis proses penggabungan lembaran logam yang sering digunakan dalam desain produk lembaran logam diantaranya yaitu Folding atau Tab Joints Kedua lembaran logam tersebut dihubungkan satu sama lain dengan cara melipat atau membengkokkan tab berupa gesper dan celah penjepit. Metode perakitan ini relatif sederhana dan nyaman, serta dapat menyelesaikan perakitan dengan cepat. Namun, operasi sambungan lipat atau tab tidak menjamin pemosisian penuh dan pemosisian tambahan diperlukan. Self-clinching Yang disebut self-riveting adalah menggunakan deformasi timbal balik antara lembaran logam untuk menyelesaikan fiksasi timbal balik. Meskipun metode ini sederhana, metode ini sering digunakan di tempat-tempat yang tidak dibongkar. Screw Joint atau Fasteners Self-tapping adalah penggunaan sekrup self-tapping untuk langsung mengetukkan benang pada lembaran logam, sehingga sangat baik dan dapat dibongkar. Pulling Rivet Rivetting dilakukan di lubang yang sesuai dengan dua bagian, dan pistol rivet digunakan untuk menarik rivet untuk memperluas dan merusak selongsong rivet luar. Dengan demikian memperbaiki kedua bagian. Koneksi ini sederhana, nyaman, dan cepat. Pressing Rivet Proses pressing rivet menekan mur atau crimp sekrup terhadap lembaran logam dan dapat dikawinkan dengan mur atau sekrup luar yang sesuai. Welding Joint Tujuan utamanya adalah menggunakan proses spot welding untuk memesan deretan sambungan solder pada dua lembaran logam. Proses ini langsung melelehkan bahan lembaran logam lokal di kepala pengelasan untuk menyelesaikan sambungan lembaran logam. Pada artikel di atas, kami Duta Laserindo Metal memperkenalkan berbagai metode penggabungan lembaran logam. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai jenis-jenis teknik penggabungan lembaran logam, Anda dapat menginformasikannya kepada kami untuk memenuhi segala kebutuhan penggabungan lembaran logam yang Anda inginkan.
teknikdasar dari teknik Rapid Prototyping (Bourell, 2009). Pada tahun 1890 Blanter mematenkan Material berbentuk lembaran seperti kertas dan disusun. Kemudian laser memotong bagian yang tidak terpakai. Menggunakan material berupa JawabanDeep drawing merupakan proses pengerjaan logam yang digunakan untuk membentuk lembaran/plat menjadi bentuk seperti mangkuk, dan deep drawing dilakukan dengan menekan material benda kerja yang berupa lembaran logam yang disebut dengan blank sehingga terjadi peregangan mengikuti bentuk dies, bentuk akhir ditentukan oleh punch sebagai penekan dan die sebagai penahan benda kerja saat di tekan oleh punch. Penjelasansemoga membantu Finishingpada kitchen set, dapat membuat kitchen set tampak lebih indah dan juga dapat melindungi bahan dasar kitchen set dari kerusakan, sehingga lebih tahan lama. Material ini akan menutup 100% seluruh permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Bentuk fisiknya dapat berupa cat dan lapisan (laminate) dalam bentuk lembaran atau rol. Artpaper & Artcarton Kertas standar untuk pencetakan dengan mesin offset dan print digital dengan permukaan semi kilap shiny. Kertas Artpaper ini sangat cocok untuk segala jenis cetakan Full Color /separasi warna. Untuk menambah kesan elegan pada cetakan dapat di tambahkan dengan Laminating Doff, Laminating Glossy dan Cetak UV Ultra Vernish. Ketebalan Artpaper 120 gsm – 400 gsm Kegunaan umum Brosur, Flyer, Kartu nama, Booklet, Foster, Postcard, dll Matt Paper Kertas yang hampir kelihatan sama dengan Artpaper, letak perbedaannya yakitu pada permukaan kertas Matt Paper tidak mengkilat Semi Doff. Kertas Matt Paper ini sering dipakai untuk cetak majalah, dan jenis lainnya untuk menambah kesan doff pada permukaan cetak. Sangat cocok untuk jenis cetakan yang banyak memuat blok warna. Daya serap tinta pada kertas jenis ini lebih cepat dari kertas artpaper. Dari segi harga kertas Matt paper lebih mahal dari Artpaper. Concord Kertas Concord mempunyai ciri khas pada permukaannya yang penuh dengan serat garis serta permukaan bergelombang tidak beraturan. Jenis kertas concord lebih lembek dari kertas Conqueror kertas import sehingga jika kertas jenis ini di lipat maka akan kelihatan sedikit patah-patah pada texture nya, apalagi untuk yang jenis tebal. Hanya tersedia 2 jenis ketebalan Concord tipis + 120 gsm dan Concord Tebal + 250 gsm Kegunaan umum Kop surat, amplop, kartunama. Conqueror Tersedia 2 jenis Kertas Conqueror ; Conqueror laid brilliant & woven brilliant. Masing-masing jenisnnya memiliki beraneka warna dan berbagai jenis ketebalan. Kertas Conqueror merupakan salah satu kertas Import hingga sampai saat ini harga dipasaran masih tergolong mahal. Bagi anda yang ingin menunjukan branded perusahaan lebih bonafid dan menambahkan kesan Elegan pada tiap jenis cetakan, maka kertas ini sangat cocok untuk anda gunakan. Sekilas permukaan serat dan gelombang kertas ini mirip dengan kertas jenis Concord. Conqueror memiliki masa jenis lebih keras dari concord lemas, serat-serat pada conqueror lebih beraturan. Penggunaan untuk Kopsurat, Amplop, Presentation Folder stopmap, Kartu nama. Kertas Ivory / Ivory Board Ivory mirip dengan Art carton / Artpaper, hanya saja ivory hanya mempunyai satu sisi warna putih cerah agak licin dan sedikit mengkilap coated, sisi yang lain tanpa coating Doff. Kertas Ivory banyak digunakan sebagai paper bag /tas kertas yang tebal, hang tag, label harga, dos-dos kosmetik karena gramasi kertas Ivory cukup tebal. Gramaturnya 210 gr, 230 gr, 250 gr, 310 gr, 400 gr. Duplex coated Bahan duplex ini gampang dibedakan dengan bahan lainnya, Jenis kertas Duplex ini memiliki satu sisi putih dan sisi yang lain bagian belakang berwarna abu-abu. Sisi putih ada yang coated dan ada juga yang non coated. Kertas Duplex umum dipakai sebagai alas buku jenis nota, pembuatan box packaging karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan bahan lainnya. Biasa dicetak cuma 1 sisi. Gramasi yang umum dipakai 250gr, 270gr, 310gr, 350gr, 400gr. Kertas HVS Untuk jenis kertas ini tentu mudah bagi anda untuk mengenalinya karena sudah familiar dalam keseharian kita terutapa dapat dijumpai pada penyedia jasa Fotocopy. Jenis kertas HVS ini tersedia dalam berbagai gramatur ketebalan mulai dari 58, 60, 70, 80, 100 gsm. Jenis kertas ini sering dipakai untuk cetak form, kop surat, arsip, buku dll. NCR Nice Carbon Jenis kertas ini mengandung karbonis, dan umumnya dipakai untuk pembuatan jenis buku yang memerlukan adanya rangkap/duplikasi, minimal duplikasi 2 ply lapisan, cirinya bila anda menuliskan sesuatu pada bagian kertas yang paling atas maka tulisan tersebut akan tembus ke kertas yang dibawahnya karena semua lembaran kertas NCR ini mengandung karbon. Contoh penggunaan untuk nota atau faktur penjualan, form surat jalan, arsip arsip perusahaan dll. Jenis NCR ini terdiri dari ply lapisan atas yang biasa disebut NCR TOP, ply tengah disebut NCR MIDDLE, ply paling bawah disebut NCR BOTTOM. Samson Kraft Bahan kertas yang berasal dari proses daur ulang, memiliki warna coklat moda dan ada juga yang coklat tua. Umumnya digunakan untuk kertas bungkus, namun karena kesannya klasik bahan ini juga banyak digunakan untuk pembuatan paperbag, hangtag, karena warna dasarnya coklat, umumnya dicetak 1-2 warna saja. Gramasi yang umum digunakan 150gr, 220gr carton Karton Yellow Board Jenis kertas Karton Yellow Board cukup tebal, umumnya digunakan untuk alas jenis buku nota, tag, rangka dalam suatu kartu undangan atau sebagai hard cover. Kertas ini tidak bisa dicetak offset, biasanya dilapis dengan art paper atau jenis lainnya. Kertas ini dibedakan berdasarkan ketebalannya, biasanya disebut YB 30 dan YB 40. Flexy / Vynil Frontlite & Backlite Bahan berjenis plastik yang umumnya digunakan untuk material Print Digital Banner/Spanduk, Surface Neon Box, Billboard Bahan PVC & Komposit PVC adalah jenis “bahan plastik” yang keseluruhannya terdiri dari bahan PVC Bahan Komposit Kartu komposit adalah jenis kartu plastik yang tersusun atas 3 lapisan yaitu atas-bawah atau depan-belakang adalah bahan PVC sedangkan ditengahnya adalah lapisan polyesterPET. Jadi lapisan polyester PET diapit oleh bahan PVC. Komposisinya adalah Atas/depan 30% PVC Tengah 40% PET Bawah/Belakang 30% PVC PET diperlukan untuk menambah kekuatan dan daya tahan kartu seperti id card atau member card hingga mencapai 100% daripada kartu PVC standard. Kartu komposit lebih fleksibel sehingga meminimalisir keretakan/patah atau melengkungnya id card atau member card pada temperatur yang ekstrim. Upaya melakukan laminasi pada kartu PVC standard masih bisa menyebabkan kartu id card atau member card melengkung pada temperatur tinggi. Kartu komposit juga bekerja baik dalam aplikasi yang menerapkan barcode dan magnetic stripe yang dipakai untuk access control, absen atau kartu pembayaran elektronik. Serta aplikasi membutuhkan banyak gesekan misalnya kartu debet atau kartu kredit. CR-80 Adalah salah satu jenis ukuran kartu plastik yang paling umum dipakai. Kartu dengan ukuran CR-80 seringkali dinamakan sebagai ukuran kartu kredit. Memiliki ukuran 3,370 x 2,125 inch p x l atau 8,56 x 5,4 cm dengan ketebalan 30 mil atau 0,03 inchi atau 0,762 mm. Kartu CR-80 menjadi ukuran standard ID card printer CR-79 Kartu ini memiliki ukuran yang lebih kecil daripada kartu standard CR-80 dengan ukuran 3,313 x 2,063 inch atau 8,414 x 5,239 cm p x l dengan ketebalan 10 mil. Kartu CR-79 umumnya dipakai untuk mengkonversi kartu proximity kedalam kartu multifungsi diedit oleh puput_permatasari Sumber
Selanjutnyamaterial ini dibuat menjadi lembaran-lembaran dengan kotak 15 x 15 cm serta panjang 54 x 21 m dan tebal 4-10 mm. Pemasangan kaki kolom menggunakan plat besi dan las sebagai pengikatnya. Wiremesh adalah bahan bangunan berupa besi polosulir yang terbuat dari bahan wirerod. 3 November 2016 9 November 2016 Bondekfloordeck
Eco-Fashion is closely related to the concept of sustainability which, in this case, is an attempt to conserve the ecological balance-humans, animals, plants and the earth. In this study project, specifically lace waste will be processed and utilized further using Crochet/ hooked technique. The technique was chosen for innovative designs for lace waste. This study is a descriptive qualitative research with experimental. The problems addressed in this studyproject is an alternative technique of lace waste processing using crochet techniques to produce the products that have a good quality as those using textile intact. Figures - uploaded by Yan Yan SunaryaAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Yan Yan SunaryaContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 49 J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3 Perancangan Produk Berkonsep Eco-Fashion Menggunakan Limbah Sisa Kain Brokat denganTeknik Crochet Oleh Citra Puspitasari Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom E-mail citra Kahfiati Kahdar Yanyan Sunarya Institut Teknologi Bandung ITB Abstract Eco-Fashion is closely related to the concept of sustainability which, in this case, is an attempt to conserve the ecological balance - humans, animals, plants and the earth. In this study project, specifically lace waste will be processed and utilized further using Crochet/ hooked technique. The technique was chosen for innovative designs for lace waste. This study is a descriptive qualitative research with experimental. The problems addressed in this studyproject is an alternative technique of lace waste processing using crochet techniques to produce the products that have a good quality as those using textile intact. Keywords Crochet,Eco-Fashion, Lace, Waste LATAR BELAKANG MASALAH Ade Sudrajat 2002 mengemukakan bahwa pada dua dekade terakhir, industri tekstil Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan dan sejak tahun 1980-an industri tekstil telah menjadi sumber penghasilan terbesar pemerintah Indonesia dari sektor non-migas. Data perkiraan Asosiasi Pertekstilan Indonesia API, terdapat sekitar 8000 perusahaan tekstil dan produk tekstil TPT dan 73,5% diantaranya beroperasi di Jawa Barat. Peningkatan pertumbuhan industri tekstil ini turut serta mempengaruhi kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Pengolahan limbah pada industri TPT berskala besar pada umumnya sudah menjadi perhatian dan ada pihak yang bertugas untuk mengontrolnya. Namun berbeda dengan indutri TPT yang berada pada skala kecil-menengah. Data perkiraan Asosiasi Pertekstilan Indonesia API menyebutkan bahwa lebih dari 90% industri TPT berada pada skala kecil-menengah. Oleh karena itu, potensi limbah tekstil yang dihasilkan oleh industri TPT berskala kecil-menengah ini cukup besar jumlahnya. Saat ini limbah tekstil memilki potensi yang berhubungan erat dengan berbagai isu global yang terjadi yaitu isu ekonomi kreatif yang terkait dengan pengembangan desain dan kreatifitas dalam menciptakan inovasi tekstil dan produk tekstil, isu pengolahan material dengan konsep recycled, reuse dan redesign, selanjutnya isu mengenai 50 C i t r a P u s p i t a s a r i P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h S i s a K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t kondisi lingkungan yang menuntut manusia untuk menghasilkan produk berkelanjutan sustainable sehingga dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi di alam. Isu mengenai sosio-kultural juga berkaitan dengan potensi limbah tekstil, dimana dengan pengolahan limbah tekstil tersebut lebih lanjut, maka dapat dibentuk industri kecil dan menengah yang turut memberdayakan masyarakat yang ada di sekitarnya. Di Indonesia saat ini aktivitas kreatif semakin marak digulirkan di berbagai wilayah disertai dengan semakin antusiasnya berbagai kota dan daerah untuk menjadi kota kreatif. Berdasarkan artikel berita yang dimuat di tanggal 2 Juni 2013 yang lalu, Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda menyebutkan bahwa pada tahun 2013 ini kota Bandung akan membangun Pusat Ekonomi Kreatif di kawasan Ujungberung sebagai upaya untuk mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru dan peningkatan nilai tambah produk kreatif Kota Bandung. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi kreatif telah mengambil peran dalam aktivitas perekonomian nasional. Industri tekstil dan fesyen di Bandung jenisnya sangat beragam, mulai dari industri skala rumahan hingga pabrik besar, dari industri yang menjajakan produk-produknya untuk kelas ekonomi kebawah hingga kelas ekonomi atas, mulai dari penjual yang menjajakan berbagai produk di pinggir jalan hingga di rumah mode/butik. Kesemuanya berjalan dengan kapasitas dan fungsinya masing-masing dalam masyarakat. Diantara berbagai perbedaan yang terdapat didalamnya ada satu persamaan, yaitu kesemuanya menghasilkan limbah atau sisa bahan tekstil yang sudah tidak terpakai dari proses produksi yang dilakukan. Terdapat beragam jenis limbah/sisa bahan tekstil yang dihasilkan industri tekstil dan fesyen, salah satunya limbah/sisa kain brokat. Kain ini adalah salah satu jenis kain yang mudah didapat di berbagai industri pakaian karena kain brokat identik dengan kebaya dan juga busana untuk pesta maupun acara-acara resmi. Kain brokat banyak digunakan untuk membuat kebaya. Wanita di Indonesia umumnya memiliki kebaya yang dikenakan dalam berbagai kepentingan. Misalnya upacara pernikahan, upacara adat, pesta, acara kelulusan sekolah atau wisuda dan berbagai acara lainnnya sehingga penggunaan kain ini sangat tinggi. Bagan 1. Alur Kain Brokat, Puspitasari 2012 Pengolahan limbah/sisa kain brokat sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Arini Arumsari 2010 dalam Tesisnya yang berjudul “Optimalisasi Pengolahan Sisa Kain Brokat Lace dalam Konteks Produk Eco-Fashion”. Metode pengolahan yang digunakan adalah recycle/daur ulang dengan beragam teknik yaitu teknik jahit, anyam, pemanasan dan teknik tufting. Merujuk pada salah satu karakter permukaan kain brokat lace yang berlubang-lubang, maka pada dasarnya terdapat peluang untuk mengolah sisa kain brokat tersebut lebih lanjut. Dengan demikian, penelitian tentang eco-fashion pada limbah sisa kain brokat menggunakan teknik crochet memiliki urgensi yang berkaitan dengan 51 J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3 upaya pengembangan desain/kreativitas dalam pengolahan material dan pewacanaan mengenai alternatif teknik pada pemanfaatan sisa kain brokat. METODOLOGI PENELITIAN Proyek penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan eksperimentatif. Masalah yang dibahas dalam proyek ini adalah pengolahan limbah kain brokat menggunakan teknik crochet untuk menghasilkan produk berkonsep eco-fashion. Eksperimen yang dilakukan fokus kepada keahlian dan keterampilan dalam mengolah bahan baku yaitu berupa sisa kain brokat dengan teknik crochet untuk dijadikan produk yang memilki nilai lebih yang dapat diunggulkan. Pada penelitian ini material yang diolah adalah kain brokat sisa produksi dari berbagai industri fesyen yang sudah tidak terpakai. Sisa kain brokat tersebut bukanlah produk gagal dari pabrik. Sebelum dilakukan eksplorasi pada material diperlukan metode pengumpulan untuk mendapatkan bahan baku. Untuk mengetahui sumber penghasil limbah kain brokat diperlukan pengumpulan data lapangan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah 1. Studi literatur. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh definisi dan pemahaman utama terhadap suatu objek. Pengkajian literatur terhadap berbagai sumber baik berupa buku maupun artikel di media yang berisikan data-data yang dapat mendukung penelitian terutama yang berhubungan dengan limbah sisa kain brokat, teknik crochet, sistem pengembangan industri kecil-menengah, konsep pelatihan keterampilan serta pengelolaan sumber daya manusia SDM. 2. Observasi. Observasi ini dilakukan terhadap para pelaku industri fashion di kota Bandung dan bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri fashion serta perkiraan prosentase jumlah penggunaan kain brokat. 3. Interview. Interview yang dilakukan berupa wawancara langsung terhadap para pelaku industri fashion yaitu fashion designer maupun asistennya, pemilik butik dan pertokoan bahan tekstil, serta berbagai pihak yang berhubungan dengan topik penelitian. Interview ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman tentang topik penelitian dan memperoleh informasi mendalam serta data yang akurat Selanjutnya, berdasarkan data-data yang telah diperoleh, akan dilakukan eksperimentasi pada limbah sisa kain brokat dengan menggunakan teknik crochet. Tahap berikutnya, hasil eksperimen terpilih akan dieksplorasi lebih lanjut dengan tujuan agar limbah/sisa kain brokat olahan tersebut siap dibuat menjadi produk fesyen dengan kualitas yang tidak kalah dari produk hasil tekstil utuh. Setelah eksplorasi material dilakukan, tahap selanjutnya adalah pelaksaan pelatihan keterampilan dalam mengolah limbah sisa kain brokat dengan teknik crochet terhadap SDM yang akan terlibat dalam proses produksi. Tahap akhir yang akan dilakukan adalah analisa produk dan evaluasi produk. Lawson 1990 mengatakan bahwa “proses pengembangan desain produk dapat menggunakan tahapan-tahapan proses desain”. Beberapa tahapan pelaksanaan yang harus dilakukan secara terus menerus sebagai berikut 1. Pra Desain 52 C i t r a P u s p i t a s a r i P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h S i s a K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t Pengumpulan data dan informasi melalui - Survei objek penelitian, yaitu dengan melakukan tinjauan untuk mencari data mengenai objek yang diteliti yaitu limbah sisa kain brokat dan crochet - Pengumpulan data lapangan, yaitu dengan melakukan survei langsung ke lokasi industri penghasil sisa kain brokat - Pengumpulan data literatur, yaitu dengan pengkajian terhadap literatur dan referensi yang digunakan dari berbagai acuan sumber buku untuk menunjang beragam data yang diperoleh Pengumpulan bahan baku - Limbah sisa kain brokat dikumpulkan dari berbagai sumber penghasil limbah yaitu berbagai industri fesyen 2. Proses Desain - Analisis data Menganalisa data dengan merumuskan data yang didapat dari survei objek penelitian, pengumpulan data lapangan, dan pengumpulan data literatur menjadi informasi yang dapat dijadikan solusi masalah dari penelitian yang ada. - Pengolahan objek sisa kain brokat limbah padat brokat dengan menggunakan teknik crochet reka rakit dan reka latar - Evaluasi terhadap hasil eksperimentasi 3. Proses Produksi Pada tahapan ini akan dilakukan beberapa hal, yaitu - Pelatihan teknik crochet, yaitu dengan memberikan materi mengenai crochet sekaligus praktikum teknik crochet terhadap sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi, yaitu peserta praktek kerja industri PRAKERIN yang berasal dari jurusan Kriya Tekstil SMKN 14 Bandung - Perancangan produk melalui sketsa, yaitu dengan membuat beragam sketsa produk fesyen diperuntukkan bagi wanita - Pembuatan prototype produk, yaitu merealisasikan sketsa yang telah dibuat kedalam ukuran skala yang sebenarnya 4. Proses Analisa Pada tahap ini, akan dilakukan analisa dan evaluasi produk yang telah dibuat sekaligus proses secara keseluruhan mulai dari tahap pra-desain hingga akhir produksi sebagai upaya untuk mengoptimalkan potensi pada pemanfaatan limbah sisa kain brokat menggunakan teknik crochet. Bagan 2. Skema Tahap Penelitian, Puspitasari 2012 HASIL DAN PEMBAHASAN Proses eksperimentasi pada limbah sisa kain brokat tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik crochet kait. Secara teori, teknik crochet merupakan salah satu dari beragam teknik structure design, dimana dengan 53 J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3 teknik ini akan dapat dihasilkan suatu lembaran tekstil yang memiliki suatu pola struktur tertentu. Pada teknik eksperimen ini digunakan beberapa material tambahan antara lain benang jahit dan benang nylon. Benang jahit berfungsi sebagai penyangga kain agar tetap stabil saat diolah sedangkan benang nylon dipakai untuk memperkuat struktur lembaran tekstil dan juga memperkuat tampilan visual hasil eksperimen. Karakteristik limbah sisa kain brokat yang terpotong-potong dalam ukuran yang kecil ini bisa dikatakan tidak memiliki struktur kuat. Memanfaatkan permukaan kain yang memiliki struktur berlubang-lubang, teknik crochet yang notabenenya berprinsipkan kaitan, akan menjadikan lubang-lubang yang relatif besar pada sisa kain brokat tersebut sebagai media yang akan dikait benang dengan jarum hakken. Selain memanfaatkan lubang-lubang yang ada pada limbah sisa kain brokat tersebut, eksperimen ini juga akan memanfaatkan sisa kain tersebut untuk dijadikan helaian benang atau tali yang akan dicrochet. Oleh karena itu, melalui eksperimen ini, teknik reka rakit structure design dan teknik reka latar surface design akan dapat terbentuk dengan menggunakan teknik crochet Eksperimen ini akan dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap satu dan tahap dua. Eksperimen tahap satu terdiri tiga jenis, yaitu  Eksperimen helaian benang/tali  Eksperimen tumpukan perca layering  Eksperimen sambungan perca patch work Selanjutnya setelah eksperimen tahap satu selesai, maka dilanjutkan ke eksperimen tahap kedua yang terdiri dari 3 tiga jenis, yaitu  Eksperimen reka rakit  Eksperimen reka latar  Eksperimen reka rakit-reka latar Gabungan Bagan 3. Alur Eksperimen, Puspitasari 2012 Tahap Satu 1. Eksperimen berupa helaian benang/tali 2. Gambar 1. Eksperimen Helaian Benang/Tali, Puspitasari 2012 Pada eksperimen helaian ini, penggunaan material tambahan seperti benang jahit ataupun benang nylon dapat dikatakan tidak ada. Limbah sisa kain brokat dipotong kecil memanjang lalu dijadikan sebagai benang/tali yang dicrochet. Adapun helaian potongan terebut memiliki lebar yang bervariasi tergantung pada jenis limbah sisa kain brokat yang digunakan. Eksperimen ini dapat diterapkan pada semua jenis kain brokat baik itu yang berasal dari butik maupun penjahit biasa. 2. Eksperimen berupa tumpukan perca layering 54 C i t r a P u s p i t a s a r i P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h S i s a K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t Gambar 2. Eksperimen Tumpukan Perca Layering, Puspitasari 2012 Pada eksperimen tumpukan ini, penggunaan material tambahan seperti benang jahit ataupun benang nylon dapat dikatakan cukup banyak. Penambahan material ini dimaksudkan agar struktur kain tersebut kuat dan juga berkaitan dengan elemen estetis. Pemilihan berbagai benang yang digunakan disesuaikan dengan karakter kain brokat itu sendiri yang kebanyakan memiliki unsur bahan yang mengkilap. Oleh karena itu untuk mengimbanginya, benang yang dipakai pun adalah benang yang juga memiliki efek mengkilap. Ekperimen layering ini cenderung akan membentuk lembaran yang lebih tebal dibanding ketika kain itu berdiri sendiri. Ketebalan yang dihasilkan selain akibat dari efek tumpuk namun juga terbentuk dari adanya pengaplikasian teknik crochet pada kain. Eksperimen ini dapat diterapkan pada semua jenis kain brokat baik itu yang berasal dari butik maupun penjahit biasa. Kombinasi berdasarkan sumber kain dilakukan secara merata untuk mendapatkan komposisi yang lebih seimbang dan bervariasi. Gambar 3. Pengerjaan Eksperimen Tumpukan Perca Layering, Citra Puspitasari 2012 3. Eksperimen berupa perca yang disambung patch work Gambar 4. Eksperimen Sambung Perca, Puspitasari 2012 Pada eksperimen sambung perca ini patch work, penggunaan material tambahan seperti benang jahit ataupun benang nylon dapat dikatakan cukup banyak, sama halnya dengan jenis eksperimen kedua yaitu eksperimen layering. Penambahan material ini dimaksudkan agar strukur kain tersebut kuat dan juga berkaitan dengan unsur estetis. Ekperimen sambung perca ini cenderung akan membentuk lembaran yang lebih tipis dibandingkan dengan hasil dari eksperimen layering. Ketebalan yang dihasilkan lebih disebabkan dari pengaplikasian teknik crochet pada sambungan kain. Senada dengan 55 J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3 ekperimen sebelumnya, pada eksperimen sambung perca ini semua jenis kain brokat baik itu yang berasal dari butik maupun penjahit biasa dapat diterapkan. Kombinasi berdasarkan sumber kain dilakukan secara merata untuk mendapatkan komposisi yang lebih seimbang dan bervariasi. 1. Eksperimen Reka Rakit Gambar 5. Eksplorasi Reka Rakit, Puspitasari, 2012 Pada eksperimen reka rakit ini dilakukan percobaan lebih lanjut terhadap hasil eksperimentasi helaian benang/tali. Rantai yang dihasilkan dari potongan memanjang dari limbah sisa kain brokat tersebut dicrochet dengan menggunakan tusuk tunggal single sehingga menjadi sebuah lembaran. Hasil eksperimen ini tidak menampilkan karakter crochet yang identik dengan strukturnya yang khas. Selain itu eksperimen ini juga minim menggunakan material tambahan karena benang/tali yang hendak dicrochet sudah diperoleh melalui limbah sisa kain brokat itu sendiri. 2. Eksperimen Reka Latar Gambar 6. Eksplorasi Reka Latar, Puspitasari 2012 Pada eksperimen reka latar ini, hasil eksperimen yang diolah lebih lanjut adalah eksperimen tumpukan layering dan ekperimen sambung perca patch work. Ekplorasi ini menitikberatkan pada pemanfaatan beragam motif dan kombinasi warna dari limbah sisa kain brokat dan juga benang nylon sebagai material tambahan. Hasil eksperimen ini dapat dikatakan memuat cukup banyak material tambahan benang nylon sebagai unsur penguat dan penghubung antar perca dan juga sebagai unsur estetis. Penampakan karakteristik crochet tidak begitu terlihat karena adanya pencampuran dengan perca limbah sisa kain brokat. Namun secara keseluruhan, kombinasi berbagai elemen dalam eksperimen ini memunculkan suatu rumusan baru mengenai peluang kombinasi antara teknik crochet dengan limbah sisa kain brokat. 3. Eksperimen Reka Rakit-Reka Latar Gabungan Gambar 7. Eksplorasi Reka Rakit dan Reka Latar, Puspitasari 2012 Pada eksperimen reka rakit dan reka latar gabungan ini, hasil eksperimen yang diolah lebih lanjut adalah ekperimen helaian benang/tali, eksperimen tumpukan layering dan ekperimen sambung perca patch work. Ketiga jenis eksperimen tersebut digabung dan diolah lanjut. Ekperimen ini menitikberatkan pada pemanfaatan beragam motif dan kombinasi warna 56 C i t r a P u s p i t a s a r i P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h S i s a K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t dari limbah sisa kain brokat dan juga benang nylon sebagai material tambahan dengan rantai yang dibentuk dari potongan memanjang limbah sisa kain brokat. Hasil eksplorasi ini dapat dikatakan memuat cukup banyak material tambahan benang nylon sebagai unsur penguat dan penghubung antar perca dan juga sebagai unusr estetis. Penampakan karakteristik crochet tidak begitu terlihat karena adanya pencampuran dengan perca limbah sisa kain brokat. Namun secara keseluruhan, kombinasi berbagai elemen dalam eksperimen ini memunculkan suatu rumusan baru mengenai peluang kombinasi antara teknik crochet dengan limbah sisa kain brokat. Konsep eco-fashion menjadi tema utama penelitian ini. Eco-fashion merupakan pakaian dan produk fashion yang telah di produksi menggunakan produk-produk ramah lingkungan dalam prosesnya. Produk eco-fashion juga termasuk produk-produk recycle. Melalui pemanfaatan kembali, kita dapat menggali fungsi dan menambahkan nilai secara keseluruhan. Tema besar eco-fashion pada proyek perancangan ini akan mengacu pada prediksi trend 2013 yang akan berlangsung. Karena produk yang akan dihasilkan adalah produk fashion yang tidak terlepas dari pengaruh trend dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang dinamis. Menurut Asry Mamora Lubis 2006, perusahaan dalam menghasilkan produk fashion yang berhasil bertumpu salah satunya kepada desainer kreatif yang memahami trend fashion Arumsari, 201054. Oleh karena itu diharapkan produk yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat. Melalui prediksi trend fashion 2013 maka dibuat image board sebagai acuan konsep desain secara keseluruhan agar proses desain yang dilakukan terarah dan terfokus dalam hal pemilihan warna, tekstur, ataupun bentuknya. Setelah produk selesai maka akan dilakukakan evaluasi, apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Trend akan selalu berkembang seiring sejalan dengan perubahan pola pikir masyarakat terutama di kota-kota besar A. Noe’man, 20124. Trend 2013 dalam buku Virtualuxe Forecasting 2013 membagi Trend menjadi 4 tema besar sesuai dengan berbagai fenomena yang terjadi sebelumnya yaitu Chronicle, Astro Chemistry, Enviromanfest, Decorum. Berkaitan dengan konsep Eco-Fashion yang diangkat dalam penelitian ini, maka tema Environmanfest menjadi tema yang dipilih dari ke-4 tema yang diprediksi akan menjadi Trend di tahun 2013. Salah satu sub tema Environmanfest yaitu Pleasantly Up-Cycled mengedepankan konsep mengubah/mendesain ulang material sisa/sampah menjadi suatu produk dengan fungsi yang sama atau bahkan berbeda sama sekali. Selain itu barang sisa diolah kembali recycling serta dikreasikan hingga menghasilkan produk baru. Palet warna yang ditampilkan sangat beragam, bentuk-bentuk yang bermain disertai detail yang cukup rumit namun fungsional dan 8 Sub Tema Pleasantly Up-Cycled Sumber Virtualuxe Forecasting 2012 57 J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3 Berdasarkan konsep terbut maka dibuat satu image board yang memuat berbagai inspiransi maupun acuan dalam hal nuansa warna, tekstur, garis, dan bentuk untuk memudahkan proses desain dan pembuatan produk dalam penelitian ini. Gambar 9. Image Board, Puspitasari 2012 Image board ini memiliki palet warna yang beragam, mulai dari nuansa merah muda, ungu, hijau daun, hingga coklat muda kuning keemasan. Inspirasi diambil dari karakter kain brokat yang umumnya memiliki detail dekorasi flora dan tanaman. Beragam objek yang mengandung unsur dekoratif baik dilihat dari warna, bentuk, dan tekstur dikomposisikan dalam satu kesatuan yang dengan pertimbangan pada proporsi, keseimbangan dan juga keselarasan, Berdasar pada image board ini maka akan dibuat produk fesyen berupa 1. Tas sebanyak tiga 2. Aplikasi untuk busana sebanyak satu Konsep produk ini dibuat berdasarkan konsep desain produk acuan yaitu produk tas dari merek Bagteria oleh Nancy Go dan busana muslim merek Irna La Perle oleh Irna Mutiara. Gambar 10. Contoh Produk Tas Bagteria Sumber 2012 Produk acuan dari kedua jenis merek yang disebutkan sebelumnya memiliki karaktiristik yang detail serta dikerjakan dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan dalam mengolah material,Gambar 11. Contoh Produk Busana dan Aksesoris Hijab Irna La Perle, 2012 Pada produk merek Irna La Perle, selain bentuknya yang unik dan detail, aksesoris dirancang multigaya yaitu dapat dikreasikan dengan berbagai posisi dan multifungsi yaitu dapat disematkan sebagai aksesoris pada hijab maupun busana. Konsep desain pada kedua merek tersebut berkaitan dengan beberapa kriteria eco-fashion seperti yang dikutip dari website populer pada 28 Juni 2013 yaitu produk dibuat dengan menerapkan keterampilan yang dimiliki 58 C i t r a P u s p i t a s a r i P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h S i s a K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t pengrajin craft/artisan dan produk dibuat terbatas untuk menjaga kualitas custom. Berikut adalah produk yang dibuat menggunakan bahan baku berupa limbah / sisa Tabel 1. Penjelasan Produk Teknik  Crochet – Tusuk Tunggal dan jahit sambung  Menerapkan eksperimen Reka Latar Material  Limbah / sisa kain brokat  Kain lapis bagian salam  Benang jahit dan benang nylon Tekstur Tekstur yang tampak terbentuk dari efek lipit pada brokat yang pada setiap lipit dihubungkan menggunakan benang yang dicrochet. Efisiensi Material Pemanfaatan limbah/sisa kain brokat hasil produksi industri fesyen. Dilakukan penambahan material berupa benang jahit dan benang nylon sebagai penguat bentuk dan unsur dekoratif Proses Produksi  Pemilahan limbah brokat  Pemilihan benang yang akan dipakai  Komposisi lembaran sesuai pola bentuk  Dibuat sambungan perca dengan teknik crochet  Buat aplikasi crochet pada permukaan kain reka latar  Penyambungan pola bentuk menjadi produk Teknik  Crochet – Tusuk Tunggal dan Rantai serta jahit sambung  Menerapkan eksperimen Reka Rakit dan Reka Latar Material  Limbah/sisa kain brokat  Kain lapis bagian salam  Benang jahit dan benang nylon Tekstur Tekstur tampak dari penggabungan antara kain brokat berupa helaian yang dicrochet lalu dikombinasi dengan sambungan kain brokat yang pada permukaannya diberi aplikasi 59 J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3 crochet yang berfungsi sebagai penguat dan dekorasi Efisiensi Material Pemanfaatan limbah/sisa kain brokat hasil produksi industri fesyen. Dilakukan penambahan material berupa benang jahit dan benang nylon sebagai penguat bentuk dan unsur dekoratif Proses Produksi  Pemilahan limbah brokat  Pemilihan benang yang akan dipakai  Komposisi lembaran sesuai pola bentuk  Dibuat sambungan perca dengan teknik crochet  Buat aplikasi crochet pada permukaan kain reka latar  Penyambungan pola bentuk menjadi produk Teknik  Crochet – Tusuk Tunggal dan Rantai dan jahit sambung  Menerapkan Reka Latar Material  Limbah/sisa kain brokat  Kain lapis bagian dalam  Benang jahit dan benang nylon Tekstur Tekstur yang tampak terbentuk dari tusuk rantai dan tusuk tunggal yang di aplikasikan pada permukaan brokat Selain itu tampak pula tekstur yang menyerupai efek ruffles salah satu teknik manipulating fabric yang pada setiap celahnya memiliki tekstur yang terbentuk dari tusuk rantai tunggal dipermukaan brokat Efisiensi Material Pemanfaatan limbah/sisa kain brokat hasil produksi industri fesyen. Dilakukan penambahan material berupa benang jahit dan benang nylon sebagai penguat bentuk dan unsur dekoratif Proses Produksi  Pemilahan limbah brokat  Pemilihan benang yang akan dipakai  Komposisi lembaran sesuai pola bentuk  Dibuat sambungan perca dengan teknik crochet  Buat aplikasi crochet pada 60 C i t r a P u s p i t a s a r i P e r a n c a n g a n p r o d u k B e r k o n s e p E c o f a s h i o n M e n g g u n a k a n L i m b a h S i s a K a i n B r o k a t d e n g a n t e k n i k C r o c h e t permukaan kain reka latar  Penyambungan pola bentuk menjadi produk KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kain brokat identik dengan kain yang dekoratif hal ini dikarenakan umumnya kain brokat memiliki beragam motif flora yang berkesan klasik dan elegan. Salah satu karakter dari kain brokat/lace yang tidak dimiliki oleh jenis kain lain adalah struktur permukaannya berlubang-lubang ukuran besar, sehingga membuat kain ini berkesan transparan, halus dan ringan. Karena karakter permukaannya yang berlubang itu maka kain brokat dapat diolah dengan teknik crochet, yang mana pada pengoperasiannya menggunakan jarum hakken untuk dikaitkan melalui lubang-lubang yang ada pada permukaan kain brokat. Hal serupa dapat juga dilakukan pada kain brokat sisa hasil produksi. Teknik crochet ini tidak dapat diterapkan pada jenis kain lain yang struktur permukaannya tidak memiliki lubang sebesar kain brokat. Hal tersebut salah satunya menjadikan kain brokat/lace ini memiliki nilai lebih dibanding jenis kain yang lain. 2. Kain brokat dapat diolah menggunakan teknik crochet dengan mengacu pada beberapa prinsip, yaitu reka rakit, reka latar dan gabungan antara reka rakit dan reka latar. Pertama, dengan prinsip reka rakit, kain brokat diperlakukan sebagai helaian tali dimana selanjutnya dicrochet seperti melakukan crochet menggunakan benang. Hasil yang didapat berupa lembaran crochet dengan karakter tebal dan kokoh. Karena ukurannya yang besar, maka struktur crochet tidak terlihat dengan jelas. Kedua, dengan prinsip reka latar maka kain brokat diperlakukan sebagai media yang akan dikenakan aplikasi crochet menggunakan benang tambahan yang sesuai dengan karakter visual kain brokat yaitu benang nylon. Sehingga sekilas kain brokat ini tampak seperti kain dengan aplikasi sulam. Hasil yang diperoleh bervariasi tergantung pada pola bentuk dan pola jenis tusukan crochet. Prinsip ketiga adalah penggabungan antara reka rakit dan reka latar. Kain brokat diperlakukan sebagai helaian tali yang dicrochet lalu dikombinasikan dengan kain brokat yang dikenakan aplikasi crochet pada permukaannya. Hasil yang didapat berupa lembaran kain yang memiliki tekstur yang bervariasi, hal ini tak lepas karakteristik prinsip reka dan reka latar yang bergabung dalam satu komposisi. 3. Strategi yang diterapkan untuk mengoptimalkan konsep pengolahan limbah sisa kain brokat ini dengan cara melakukan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi tidak cukup hanya pada tataran mereka mampu untuk menerapkan teknik crochet. Namun juga harus memperhatikan beberapa komponen pada tahap produksi yaitu kemampuan untuk mengkomposisikan perca kain brokat dan benang untuk memperoleh tampilan yang harmonis serta pertimbangan lamanya waktu yang dibutuhkan pada proses produksi. Keterampilan serta keahlian dalam mengolah material menjadi poin penting dalam pengerjaan produk, oleh karena itu dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk sesi pelatihan khususnya bagi mereka yang sama sekali belum menguasai teknik crochet. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dirumuskan yang mungkin bisa menjadi inspirasi awal proyek perancangan maupun penelitian pengembangan lebih lanjut untuk 61 J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 4 N o 2 2 0 1 3 memperoleh solusi yang optimal dalam upaya mengantisipasi dampak limbah di lingkungan kita. 1. Penelitian ini dapat menjadi model bagi pemanfaatan limbah sisa kain brokat 2. Penelitian ini masih memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat di suatu wilayah serta pengembangan desain dan produk yang berbahan dasar limbah kain brokat 3. Peluang penelitian lebih lanjut juga berkaitan dengan pengujian ketahanan material dan produk yang dihasilkan. Hal ini penting mengingat hasil eksperimentasi dan produk yang dihasilkan merupakan produk fesyen yang fungsional. DAFTAR PUSTAKA Irfan, dkk.2012. Tren 2013 Virtualuxe. Jakarta BDA design Amanah, Esti Siti. 2009. Pemanfaatan Limbang Benang Untuk Pengembangan Industri Rajut Binong Jati. Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung Institut Teknologi Bandung Arumsari, Arini. 2010. Optimalisasi Sisa Kain Brokat dalam Konteks Eco-Fashion, Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung Institut Teknologi Bandung Capaldi, Darsha. 2001. New Ideas for Crochet. US Guild of Master Craftman Englewood, Cliffs, 1972. Encyclopedia Of Textile. United States of America Prentice-Hall Inc. Fauziah, 2009.Analisis Kualitas Pendidikan Life Skills Lulusan SMK Program Pendidikan Sistem Ganda dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Aceh Selatan – Provinsi Aceh. Laporan Tugas Akhir Magister. Medan Universitas Sumatera Utara Fletcher, Kate. 2008. Sustainable Fashion and Textile Design Journeys. London Earthscan. Johnson. William H & Louis Y. Newkirk, 1944.The Textile Arts New York. The Macmillan Company Wang, Youjiang. 2006. Recycling in Textiles. England Woodhead Publishing Ltd. Wilson, Jacquie. 2001. Handbook of Textile Design. England Woodhead Publishing Limited in association with Textile Institute Wolff, Colette. 1996. The Art of Manipulating Fabric. Iola, Wisconsin Krause Publications. Desy SetiawatiWidowati WidowatiWulansari PrasetyaningtyasCloth spandex waste is only used as the linen like households, napkin, and placemats, hence to be explored by making a skirt from waste a cloth spandex with crochet purpose of this research to know the quality of the outcome a skirt from waste spandex with crochet teknique. The population in this study were 80 students who had taken the Engineering Course for Cain. Methods of data collection using questionnaires and data analysis using percentage descriptive analysis. The percentage of descriptive analysis results showed skirts from spandex fabric waste with crochet technique is high quality with a percentage of Conclusion of skirts from spandex fabric waste with a very high quality with percentage of 90,19%, so that the waste can be used to make spandex skirt with crochet technique. Keywords Crochet; Quality; Cloth Spandex Waste; Skirt. Abstrak. Limbah kain spandex hanya dimanfaatkan sebagai lenan rumah tangga seperti keset, lap, dan alas piring, oleh karena itu akan dieksplor dengan membuat rok dari limbah kain spandex dengan teknik kait. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas hasil rok dari limbah spandex dengan teknik kait crochet. Objek dalam penelitian ini adalah limbah kain spandex yang merupakan limbah dari pabrik tekstil yang masih jarang digunakan kembali dan cenderung mencemari lingkungan Populasi dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa yang telah menempuh Mata Kuliah Teknik Buat Kain. Teknik pengambilan sampel Proportionate Stratified Random Sampling sebesar 44 mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan rok dari limbah kain spandex dengan teknik kait berkualitas tinggi dengan persentase sebesar 90,19%. Simpulan rok memiliki kualitas sangat tinggi dengan persentase sebesar 90,19% sehingga limbah spandex bisa digunakan untuk membuat rok kait. Kata Kunci Crochet; Kualitas; Limbah Kain Spandex; Rok Youjiang WangAn increasing amount of waste is generated each year from textiles and their production. For economic and environmental reasons it is necessary that as much of this waste as possible is recycled instead of being disposed of in landfill sites. In reality the rate of textile recycling is still relatively low. On average, approximately ten million tonnes of textile waste is currently dumped in Europe and America each year. Considering the diversity of fibrous waste and structures, many technologies must work in concert in an integrated industry in order to increase the rate of recycling. Recycling in textiles shows how this can be achieved. The first part of the book introduces the subject by looking at the general issues involved and the technologies concerned. Part Two explores the chemical aspects of textile recycling. Part Three focuses on recycled textile products, including nonwovens and alternative fibres. Finally, the last part of the book discusses possible applications of recycled textiles, including using recycled products in the operating theatre, for soil stabilisation and in concrete reinforcement. Recycling in textiles presents several promising technologies and ideas for recycling systems. This is the first book of its kind to bring together textile recycling issues, technology, products, processes and applications. It will prove an invaluable guide to all those in the industry who are now looking for ways to recycle their textile FAUZIAH, Judul Penelitian “Analisis Kualitas Pendidikan Life Skills Lulusan SMK Program Pendidikan Sistim Ganda dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Aceh Selatan-Provinsi Aceh”, Komisi Pembimbing Prof. Bachtiar Hassan Miraza Ketua, Prof. Aldwin Surya, SE. anggota, dan Dr. Ir. Tavi Supriana, MS Anggota. Pendidikan sebagai pendukung pembangunan diharapkan mampu meningkatkan potensi kompetensi peserta didik. Kompetensi sangat diperlukan ketika siswa mulai berkompetisi dalam memasuki kehidupan sosial dan dunia kerja. Seseorang dituntut untuk mampu menerapkan apa yang menjadi keahlian atau kecakapan hidup life skills yang dimiliki. Namun demikian belum semua jenjang sekolah memasukan program pendidikan kecakapan hidup life skills sebagai salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum terutama pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis apakah ada peningkatan life skills lulusan SMK sebelum dan sesudah melaksanakan Praktik Kerja Industri serta kontribusi pelaksanaan praktik kerja industri dalam menyiapkan sumberdaya manusia SDM berkualitas sabagai salah satu pilar pengembangan wilayah di Kabupaten Aceh Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis uji beda rata-rata paired samples t-test. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari nilai pra PSG dan nilai sertifikat pelaksanaan praktik kerja industri lulusan SMK yang telah melaksanakan praktik kerja industri dan saat ini bekerja sebagai tenaga penyuluh lapangan harian pertanian. Data skunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukan ada peningkatan life skills lulusan SMK Negeri I Pasie Raja sebelum dan sesudah melaksanakan praktik kerja industri. Nilai rata-rata life skills teknis sebelum praktik kerja industri sebesar 309,860 meningkat menjadi 401,620 setelah melaksanakan praktik kerja industri. Nilai rata-rata life skills non teknis sebelum melaksanakan praktik kerja industri 352,480 meningkat menjadi 422,880 setelah melaksanakan praktik kerja industri. Kontribusi peningkatan life skills lulusan SMK setelah melaksanakan praktik kerja industri dalam pengembangan wilayah adalah menyiapkan sumberdaya manusia SDM berkualitas yang dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di Kabupaten Aceh Selatan. FAUZIAH, the Title of Study “Quality Analysis of Life Skills Education Graduation from Vocational High School of Multiple System Education Program on Regional Development in South Aceh District-Aceh Province”, under consultation of Prof. Bachtiar Hassan Miraza Coordinator, Prof. Aldwin Surya, SE, Co-Coordinator and Tavi Supriana,MS Co-Coordinator. Education as support of development is hoped to be able to increase puteatial the competence of educatee. Competence is needed so much when we begin to compete in entering the social life and work. Someone is claimed to able to apply whatever his skills life skills they have. The problem is not alllevel of school to enter the life skills education program as a focus of analysis in development of curriculum especially the education level of Midlle School. The objective of the study are to of the analysis the existence of life skills improvement of graduation from vocational school before and after Industrial Work Practice and contribution of industrial work practice implementation in preparing the quality human power as one of pillars in regional development of South Aceh. The method used in the study included a significance test paired samples t-test. The data used is primary data gained from the value of pre-PSG and certificate value of industrial work practice implementation from graduation of Vacational School who completed the industrial work practice and recently working as daily extensor of agriculture in field. The secondary data is gained from some related instancies related with this research. The result of the study shows that there is improvement in life skills of those who graduated from vocational School Negeri I Pasie Raja before and after completing the industrial work practice. The average life skills value technically before industrial work practice is 409,860 increasing to 401,620 after completing the industrial work practice. The average life skills value of non-technic before implementing the industrial work practice is 452,480 increasing to 422,880 after completing the industrial work practice. The contribution of life skills improvement from graduation of Vacational School after completing the industrial work practice on development of region is preparing the quality of human resourses. They can support the improvement of production and agriculture productivity in District of South Aceh. Hassan Miraza; Surya,SE, Tavi Supriana,MSFAUZIAH, Judul Penelitian “Analisis Kualitas Pendidikan Life Skills Lulusan SMK Program Pendidikan Sistim Ganda dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Aceh Selatan-PThe Textile Arts New York. The Macmillan Company Wang Recycling in TextilesJohnson WilliamH LouisY NewkirkJohnson. William H & Louis Y. Newkirk, 1944.The Textile Arts New York. The Macmillan Company Wang, Youjiang. 2006. Recycling in Textiles. England Woodhead Publishing Limbang Benang Untuk Pengembangan Industri Rajut Binong Jati. Laporan Tugas Akhir Magister DesainEsti AmanahSitiAmanah, Esti Siti. 2009. Pemanfaatan Limbang Benang Untuk Pengembangan Industri Rajut Binong Jati. Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung Institut Teknologi BandungNew Ideas for Crochet US Guild of Master Craftman Englewood, Cliffs Encyclopedia Of TextileDarsha CapaldiCapaldi, Darsha. 2001. New Ideas for Crochet. US Guild of Master Craftman Englewood, Cliffs, 1972. Encyclopedia Of Textile. United States of America Prentice-Hall Sisa Kain Brokat dalam Konteks Eco-Fashion, Laporan Tugas Akhir Magister DesainArini ArumsariArumsari, Arini. 2010. Optimalisasi Sisa Kain Brokat dalam Konteks Eco-Fashion, Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung Institut Teknologi BandungHandbook of Textile Design The Art of Manipulating FabricJacquie WilsonColetteWilson, Jacquie. 2001. Handbook of Textile Design. England Woodhead Publishing Limited in association with Textile Institute Wolff, Colette. 1996. The Art of Manipulating Fabric. Iola, Wisconsin Krause Sisa Kain Brokat dalam Konteks Eco-Fashion, Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung Institut Teknologi Bandung Capaldi, DarshaArini ArumsariArumsari, Arini. 2010. Optimalisasi Sisa Kain Brokat dalam Konteks Eco-Fashion, Laporan Tugas Akhir Magister Desain. Bandung Institut Teknologi Bandung Capaldi, Darsha. 2001. New Ideas for Crochet. US Guild of Master Craftman Englewood, Cliffs, 1972. Encyclopedia Of Textile. United States of America Prentice-Hall Inc. Fauziah, 2009.Analisis Kualitas Pendidikan Life Skills Lulusan SMK Program Pendidikan Sistem Ganda dalam Pengembangan Wilayah diThe Textile Arts New York. The Macmillan CompanyJohnson WilliamY LouisNewkirkJohnson. William H & Louis Y. Newkirk, 1944.The Textile Arts New York. The Macmillan CompanyHandbook of Textile DesignJacquie WilsonWilson, Jacquie. 2001. Handbook of Textile Design. England Woodhead Publishing Limited in association with Textile Institute
Animasiini sering disebut juga animasi doll (boneka). Animasi ini dibuat menggunakan boneka-boneka tanah liat atau material lain yang digerakkan perlahan-lahan, kemudian setiap gerakan boneka-boneka tersebut difoto secara beruntun, setelah proses pemotretan selesai, rangkaian foto dijalankan dalam kecepatan tertentu sehingga dihasilkan
ArticlePDF Available Abstract and FiguresPenelitian terhadap penggunaan lembaran FRP sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser telah dilakukan.  Aggregate coating memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sistem lekatan.  Sistem penulangan menerus FRP dapat menjaga balok dari runtuh. Fiber Reinforced Polymer FRP sudah banyak dipergunakan untuk perkuatan konstruksi beton bertulang maupun untuk penulangan internal beton. Namun penggunaan FRP sebagai penulangan internal pada struktur beton, masih didominasi dengan penggunakan tulangan Bar FRP Bars. Sementara penggunaan FRP tipe lembaran FRP Sheet masih terbatas dikarenakan kesulitan dalam pemahaman metode desain dan juga permasalahan debonding antara lembaran FRP dan beton. Tulisan ini membahas cara mendesain balok beton dengan menggunakan penulangan lembaran FRP, baik berupa lembaran FRP tipe pelat, maupun lembaran FRP yang kontinyu yang dapat dipergunakan sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser. Hasil penelitian yang sudah diseleksi juga ditampilkan dalam tulisan ini sebagai perbandingan dengan teori yang dikembangkan. Kata kunci Desain, Balok beton, FRP - uploaded by Fikri AlamiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Fikri AlamiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Fikri Alami on Jan 15, 2021 Content may be subject to copyright. Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 6 Desain balok beton menggunakan penulangan lembaran continue fiber reinforced polymer FRP Fikri Alamia,* a Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, 35145, Indonesia  Penelitian terhadap penggunaan lembaran FRP sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser telah dilakukan.  Aggregate coating memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sistem lekatan.  Sistem penulangan menerus FRP dapat menjaga balok dari runtuh. Riwayat artikel Diterima 12 Nopember 2019 Diterima setelah diperbaiki 24 Februari 2020 Diterima untuk diterbitkan 27 Februari 2020 Tersedia secara online 12 Maret 2020 Fiber Reinforced Polymer FRP sudah banyak dipergunakan untuk perkuatan konstruksi beton bertulang maupun untuk penulangan internal beton. Namun penggunaan FRP sebagai penulangan internal pada struktur beton, masih didominasi dengan penggunakan tulangan Bar FRP Bars. Sementara penggunaan FRP tipe lembaran FRP Sheet masih terbatas dikarenakan kesulitan dalam pemahaman metode desain dan juga permasalahan debonding antara lembaran FRP dan beton. Tulisan ini membahas cara mendesain balok beton dengan menggunakan penulangan lembaran FRP, baik berupa lembaran FRP tipe pelat, maupun lembaran FRP yang kontinyu yang dapat dipergunakan sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser. Hasil penelitian yang sudah diseleksi juga ditampilkan dalam tulisan ini sebagai perbandingan dengan teori yang dikembangkan. Kata kunci Desain, Balok beton, FRP sheet. 1. Pendahuluan FRP adalah material komposit yang terbuat dari material polymer yang diperkuat dengan serat-serat seperti, Carbon, Aramid, Glass dan Basalt. Kekuatan dan kekakuan utamanya diperoleh dari serat dan perekat yang mengikat serat-serat untuk membentuk komponen struktur dan non-struktur. FRP mempunyai sifat yang menguntung-kan diantaranya adalah merupakan material yang tidak berkorosi sehingga berpotensi menggantikan tulangan baja, mempunyai kuat Tarik yang tinggi dan juga ringan. Namun FRP juga mempunyai kekurangan diantaranya adalah sifatnya yang getas sehingga perlu desain khusus untuk memperlakukan material ini jika dipergunakan sebagai tulangan internal utama dalam struktur beton. * Penulis koresponden. Alamat e-mail F. Alami. Peer review dibawah tanggung-jawab Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. 2. Metode Penelitian FRP untuk perkuatan eksternal struktur Perkuatan struktur merupakan suatu usaha untuk meningkatkan masa layan atau fungsi dari bangunan [1, 2]. Perkuatan struktur dilakukan untuk menanggulangi kerusakan pada elemen struktur, perubahan fungsi bangunan dan kesalahan pada waktu melakukan perencanaan ataupun pelaksanaan. Gambar 1 menunjukkan pada elemen balok beton bertulang dan pelat dimana selimut beton telah hancur dan tulangan lentur terekspose terhadap lingkungan. Dengan terekspose-nya tulangan maka korosi akan cepat terjadi dan struktur akan mengalami penurunan kinerja jika terus dibebani. Sedangkan Gambar 2 menunjukan aplikasi penggunaan CFRP sebagai penulangan eksternal pada balok dan dinding batu bata. Penggunanan serat kontinus dua arah biaxial fiber sheet pada balok dapat diaplikasikan sebagai tulangan lentur sekaligus tulangan Tarik. Pada Gambar 2 lembaran FRP dengan arah serat utama searah tinggi dinding dipasang sebagai penulangan lentur eksternal untuk meningkatkan kapasitas momen lenturnya. REKAYASA Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Diterbitkan oleh Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 7 Gambar 1 Contoh kerusakan pada elemen struktur beton a balok, dan b pelat Gambar 2, a Perkuatan geser balok beton bertulangan dengan FRP wrap; b Perkuatan dinding batu bata dengan menggunakan FRP tipe wrap. FRP sebagai penulangan internal struktur FRPs sukses digunakan dalam aplikasi-aplikasi teknik sipil lebih dari 3 dekade [3]. Namun aplikasi pertama yang diketahui FRP sebagai penulangan internal dalam struktur beton di laporkan pada tahun 1996. Ini karena FRPs adalah sebuah solusi yang efisien dan terjangkau dalam menggantikan tulangan baja dalam struktur beton karena ketahanan terhadap karat, berat yang ringan, tahan lama dan punya kekuatan tinggi. Aplikasi FRP sebagai tulangan internal dalam bentuk bar dapat dilihat pada Gambar 3 yaitu sebagai penulangan lantai jembatan. Sedangkan pada Gambar 4 lembaran FRP dipergunakan pada elemen-elemen panel, kolom, dan balok beton bertulang baik sebagai bekisting sekaligus penulangan luar. Lembaran serat dry fabric sebelum di curing dengan resin yg ber-prospek pada pembentukan system 2D/3D penulangan baru, memungkinkan penggunaan material secara efektif dan efisien. Meskipun FRP fabric potensial, sedikit penelitian pada penggunaan tulangan ini secara internal dilaporkan dalam beberapa literatur. Gambar 3. a Penerapan FRP reinforcing bars pada lantai jembatan Salmon River Bridge, British Columbia; b Pemakaian GFRP dan CFRP reinforcement pada lantai Wotton Bridge. Konsep desain FRP sebagai penulangan internal Metode utama kompatibilitas tegangan-regangan dan keseimbangan gaya dapat digunakan untuk mendesain balok beton dengan tulangan FRP dengan berbagai macam bentuk. Kurva klasik Hognestad [4] yang ditampilkan pada Gambar 5, digunakan untuk memodelkan hubungan tegangan dan regangan beton dalam tekan. Didalam mendesain balok, dua mode kegagalan balok dapat di capai, salah satunya melalui beton hancur pada daerah tekan, atau tulangan FRP patah pada daerah tarik Gambar 4. Bentuk struktur beton menggunakan fibre fabrics Orr dkk, 2010. Gambar 6 merupakan contoh penampang balok beton dengan tulangan internal FRP menerus kombinasi tulangan lentur dan geser dan diagram tegangan dan regangan disebelahnya. Beberapa asumsi diambil dalam menganalisis dan mendesain kapasitas beban dan momen pada penampang ini  Tulangan melengkung pada sisi bawah diabaikan dalam perhitungan.  Kegagalan diasumsikan beton hancur terlebih dahulu.  Pada kondisi balok belum retak, kontribusi tegangan Tarik beton diperhitungkan.  Modulus of elasticity yang digunakan pada tulangan FRP dianggap sama.  Tulangan FRP Vertikal diperhitungkan dalam analisis dan desain Gambar 5. a Idealisasi kurva tegangan-regangan untuk beton pada uniaxial-compression Park & Paulay, 1975; b Kurva tegangan-regangan pada FRP. Gambar 6. Penampang balok, parameter balok, diagram regangan dan tegangan FRP Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 8 Jarak garis netral dari serat tekan atas x diperoleh dari keseimbangan gaya internal pada balok. Total gaya tekan adalah sama dengan total gaya tarik,  + 1     2 Dengan parameter yang diketahui, momen tahanan internal M diperoleh dengan mengambil jumlah dari momen-momen terhadap tengah penampang      +  3 Sebuah pengujian lentur dilakukan pada suatu balok yang ditulangi didalamnya dengan tulangan berbentuk FRP box diatasnya terdapat lubang-lubang terbuka pada jarak tertentu seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9. Untuk menjamin tidak terjadi debonding maupun slip antara beton dan tulangan FRP, maka terlebih dahulu FRP box di kasari permukaannya dengan menggunakan agregat coating dengan ukuran maksimum 2 mm yang di lekatkan keseluruh permukaan FRP Box dengan epoxy resin sampai mengeras seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 dan 8. Gambar 7. Penampang CFRP yang dikasari dengan aggregate coating. Empat buah strain gauge dipergunakan pada balok ini yang diletakkan di tengah bentang untuk memonitoring regangan yang terjadi sewaktu balok di uji. Satu strain gauge diletakkan pada permukaan balok sebelah atas dan satu lagi di sisi kiri balok sejarak 10 mm dari permukaan atas balok. Sedangkan 2 strain gauge lainnya diletakkan pada tulangan FRP box di sisi dalam dan luar box untuk memonitoring regangan yang terjadi pada serat FRP. Gambar 8. Menunjukkan penampang CFRP pada beberapa Gambar 9. Tambah atas tulangan lembaran FRP dan penampang-penampang. Setelah balok beton berumur 28 hari, dilakukan pengujian lentur dimana balok diletakkan pada dua tumpuan sederhana sendi-rol dan dibebani dengan sistem dua beban titik Gambar 10. Jarak kedua beban titik adalah sebesar 250 mm yang berfungsi sebagai daerah momen konstan pada balok. Lima dial gauge diletakkan pada balok, namun hanya dial gauge yang di tengah digunakan untuk memplotkan hubungan antara beban dan defleksi tengah bentang balok. Gambar 10 Testing set-up untuk CFRP RC beam 3. Hasil dan Pembahasan Gambar 11 menunjukkan hubungan antara defleksi tengah bentang balok dan beban. Ada empat buah grafik yang diplotkan secara bersama pada gambar tersebut untuk dibandingkan satu dengan yang lain. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa balok dapat menahan beban maksimum sebesar 14,110 kN dan kemudian turun ke beban 10,642 kN dan terus mampu menahan beban konstan sampai defleksi mencapai 36,865 mm sebelum akhirnya balok gagal dan di unloading sampai defleksi mencapai 15,43 mm. Balok gagal akibat beton hancur pada regangan 0,002848 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 11. Beban vs Defleksi tengah bentang pada Balok CFRP Hasil eksperimen ini dibandingkan secara teroritis. Jika desain ini disetarakan dengan balok beton bertulang biasa yang di perkuat dengan 2 buah tulangan diameter 10 mm, maka akan memberikan beban maksimum sebesar 13,489 kN dengan lendutan maksimum sebesar 20,73 mm. Jika dibandingkan secara teori dengan menggunakan dua pendekatan, pendekatan pertama balok dianggap full cracked, ternyata balok mampu menahan beban maksimum sebesar 13,443 kN dengan defleksi sebesar 20,72 mm. Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan momen inersia efektif atau yang dikenal sebagai Branson theory, ternyata balok mampu menahan beban yang sama seperti pendekatan pertama. Gambar 13 atas dan bawah menunjukkan distribusi retak pada balok CFRP dibawah beban lentur. Retak vertikal terdistribusi sepanjang balok, pada “constant moment zone” Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 9 between point loads, retak vertikal ini terus merambat ke arah atas balok. Retak memanjang nampak menghubung-kan retak-retak vertikal selama beban meningkat. Gambar 12. Beban VS Regangan Pada Balok CFRP ditengah bentang Gambar 13. Sketsa Pola retak pada balok CFRP bagian depan dan belakang Gambar 14. Sketsa pola retak pada balok CFRP bagian bawah dan atas Retak-retak pada bagian bawah penulangan balok CFRP pada Gambar 14 atas menunjukkan retak menyebar melalui penulangan FRP dan menghilangkan retak lokal. Retak-retak juga terjadi pada bagian atas balok CFRP. Retak terbuka terjadi pada bagian tengah balok. Retak-retak mulai pada lokasi horizontal dan mengalir secara horizontal menuju titik pembebanan, yaitu 125 mm kiri dan kanan dari balok Gambar 14 bawah. Sedangkan Gambar 15 menunjukkan bagian bawah balok setelah dibongkar/ dikupas betonnya dimana ada lekatan yang baik antara beton dan tulangan CFRP. Beton masih lengket di antara “aggregate coatings” setelah dikupas. Gambar 15. Sisi bawah balok setelah di bongkar. 4. Simpulan  Beban ultimate 4,96 % lebih besar dari pada prediksi teori. Perhitungan ini berdasarkan pada regangan tekan beton dan sama dengan asumsi teori.  Beton gagal pada regangan sementara teori seharusnya Ini disebabkan karena beton retak dan terbelah searah lebar balok. Ini diperkirakan karena garis netral yang terlalu tinggi dalam desain. Keseimbangan antara gaya tekan dan gaya tarik ketika mendekati keadaan ultimate tidak dapat bertahan lebih lama dikarenakan area tekan yang kecil. Ketika retak vertical pada sisi depan dan belakang balok terkoneksi melintasi lebar balok dan gaya tekan meningkat dan beton terbelah terjadi pada bagian atas balok di bawah regangan ultimate beton yaitu  Secara experimental balok berdefleksi sebesar mm. lebih tinggi dari teori yaitu mm. Perbedaan sebesar 13,24%.  Aggregate coating memberikan kontribusi yang signifikan terhadap system lekatan untuk balok ini sehingga balok tidak gagal akibat debonding.  Single biaxial ±45o CFRP reinforcement system untuk balok menunjukkan perilaku daktail. Walaupun balok gagal akibat beton pecah pertama kali, balok tidak runtuh. Sistem penulangan menerus FRP ini dapat menjaga balok dari runtuh. Daftar Pustaka [1] Alami, F., Widyawati, R. Studi eksperimental perkuatan geser balok beton bertulang dengan GFRP. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Universitas Lampung. 2011 [2] Alami, F. Perkuatan lentur balok beton bertulang dengan glass giber reinforced polymer GFRP. Proceeding HAKI pada Seminar dan Pameran HAKI 2010, di Hotel Borobudur Flores Ballroom Jakarta Pusat, 3-4 Agusutus 2010 [3] Zoghi, M. The international handbook of FRP composites in civil engineering. Taylor & Francis Group, 2014 [4] Park, R., Paulay, T. Reinforced Concrete Structures, Singapore, 1975 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ParkT. PaulayIntroduction Axially Loaded Short Columns Eccentrically Loaded Short Columns with Uniaxial Bending Eccentrically Loaded Short Columns with Biaxial Bending Slender Columns ReferencesStudi eksperimental perkuatan geser balok beton bertulang dengan GFRP. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Universitas LampungF AlamiR WidyawatiAlami, F., Widyawati, R. Studi eksperimental perkuatan geser balok beton bertulang dengan GFRP. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Universitas Lampung. 2011The international handbook of FRP composites in civil engineeringM ZoghiZoghi, M. The international handbook of FRP composites in civil engineering. Taylor & Francis Group, 2014
. 107 398 294 102 130 54 300 189

material berupa lembaran menggunakan teknik